Dewasa ini, konten telah menjadi Raja bagi setiap bisnis di Dunia.
Hampir tidak ada bisnis yang tak mengandalkan konten untuk mempromosikan produk atau jasa mereka. Hal ini menunjukkan bentuk promosi produk kini sudah bergeser dari sebuah Headline-headline yang bombastis, menjadi cerita yang mencerdaskan hingga menginspirasi.
Melihat trend yang bergeser tadi, brand sekarang tidak lagi hanya memproduksi barang yang berkualitas (good quality product), namun juga konten yang berkualitas (good quality content) sesuai dengan niche produk yang mereka punya.
Konten yang berkualitas akan dianggap bermanfaat bagi yang membacanya, pembaca akan mengambil sesuatu dari konten tersebut. Sesuatu tersebut bisa berupa tips, inspirasi, pencerahan atau bahkan introspeksi diri.
Itulah dampak yang dirasakan pembaca atas konten yang berkualitas. Lalu apa dampak bagi brand yang memiliki konten tersebut?
Brand akan dilihat memiliki kapabilitas terhadap produk yang ditawarkannya, sehingga menarik pembaca untuk membeli produk brand tersebut.
Namun selain itu, ada dampak yang paling terasa bagi sebuah brand. Apakah itu?
Hal tersebut adalah…
Viralitas!
Mengapa ‘viralitas’ menjadi target utama dalam konten yang berhasil? Karena dengan konten viral, akan makin banyak orang yang membaca konten sebuah brand yang berpotensi menjadi pembeli produk brand tersebut.
Dampak Viralitas Konten Terhadap Sales
Bayangkan saja, misalnya ada konten dari sebuah brand yang mencapai 10,000+ share di Facebook. Itu berarti ada 10,000+ orang yang men-share konten tersebut di timeline mereka.
Ibaratkan saja satu orang memiliki pertemanan atau Friends di Facebook sebanyak 1500-2000 orang. Maka ada kurang lebih 15,000,000-20,000,000 orang yang melihat konten brand tadi.
Jika dikonversikan menjadi pembeli 3% saja, maka akan ada 450,000-600,000 sales dari konten tersebut. Tinggal anda kalikan perkiraan margin yang brand tersebut dapatkan, dahsyat bukan?! 😀
Courtesy of Pixabay.com
Rahasia Menumpang Konten Viral untuk Mendongkrak Sales
Setelah mengetahui dampak dari konten yang viral, lantas bagaimana memanfaatkan viralitas untuk meningkatkan sales produk kita? Paling tidak, ada beberapa cara yang pernah saya lakukan dan saya ketahui.
Beberapa cara tersebut akan saya bahas berikut ini.
1. Melihat yang Sedang Ramai dibahas (Viral), lalu Tulis Kembali Sesuai Bahasa Anda
Cara pertama ini adalah yang paling mudah dilakukan, yaitu dengan mencari konten yang viral lalu tuliskan kembali di website Produk anda agar terhindar dari duplikasi konten.
Setelah konten ditulis sesuai gaya bahasa anda, selipkan banner produk atau jasa service Anda di tengah-tengah konten tersebut. Maka orang yang membaca konten anda kemungkinan akan meng-klik banner tersebut.
Cara ini saya gunakan pada konten Pokemon GO yang beberapa bulan lalu sempat ramai jadi perbincangan. Saat saya menulis artikel tersebut, blog Plaza Bisnis mendapatkan 3000 kunjungan lebih dari Facebook.
Tips: Sesuaikan design banner dengan konten anda, sehingga kemungkinan pembaca yang akan melakukan klik bisa makin besar
Private Courtesy
Memang artikel tersebut saya iklankan, namun karena ‘Viralitas’ artikel tersebut, saya hanya mengeluarkan Rp 40,-/klik pada budget iklan saya.
BACA JUGA: Bingung Mau Usaha Apa? Simak Nasihat dari 7 Pelaku Bisnis Indonesia Ini!
2. Tulis Ulang Konten Viral yang Anda temukan, Tapi kali ini lewat Facebook
Jika sebelumnya saya menyarankan untuk menuliskan ulang lewat Website, kali ini ada alternatif lain yaitu tuliskan lewat status Facebook.
Mengapa Facebook? Karena Facebook adalah social-media yang paling mudah menyebabkan info-info ‘Viral’ daripada social-media lainnya. Sampai-sampai info HOAX pun bisa ‘Viral’ disana, maka saatnya Anda gunakan untuk promosi produk.
Private Courtesy
Mengandalkan cara ini diperlukan list pertemanan yang dekat dan engage atau responsif terhadap status Anda. Hal ini bisa didapatkan jikalau sedari awal kita sudah memasang posisi sebagai apa di Facebook. Pemosisian seperti ini saya sebut sebagai personal branding, saya pernah tulis lengkap apa itu disini.
Bagaimana kita memposisikan diri di Facebook? Seorang pengusahakah? Penulis? Komedian? Atau kritikus.
Tentunya jika anda ingin memanfaatkannya dalam ranah bisnis, lakukan branding diri sebagai pebisnis Online.
3. Format Ulang Konten Viral tersebut Menjadi Bentuk Lain
Dunia konten tidak terbatas pada artikel di web atau Facebook saja, konten merupakan semua bentuk yang dapat dinikmati para netizen dalam bentuk digital. Dalam hal ini bisa juga berupa Visual (gambar) atau Video lewat jaringan social-media.
Jika anda melihat artikel list dari BuzzFeed viral, ubah artikel tersebut menjadi bentuk lain.
Misalnya Video, anda bisa membuat video dari list yang anda dapatkan dari BuzzFeed tadi. Akan lebih engage apabila kontennya disesuaikan dengan teritori bahasa.
Contoh yang bisa saya perlihatkan adalah sebagai berikut:
Courtesy of Bintang.com
Setelah melihat artikel (konten) diatas, Anda teliti apakah artikel ini berpotensi ‘Viral’ atau tidak?
Jika melihat dari jumlah share diatas, memang artikel ini belum terlau ‘Viral’. Namun, jika diperhatikan lebih jauh artikel ini memiliki potensi tersebut, anda bisa mengubahnya menjadi lebih dinamis dalam bentuk Video, lalu lakukan share lewat Facebook.
Seperti dibawah ini:
Courtesy of Dingo Style Indonesia
Dengan merubah format konten, maka pembaca akan lebih tertarik daripada format sebelumnya. Selain mereka akan disuguhkan bentuk lain konten, mereka juga akan mendapat insight tambahan dari sudut pandang yang anda miliki.
4. Tulis Konten Original dengan 3 Faktor Viral Ini
Jika sebelumnya Anda cukup menganalisa konten yang berpotensi ‘Viral’ atau bahkan sudah ‘Viral’, sekarang anda bisa membuat konten Original yang nantinya juga bisa menjadi ‘Viral’.
Tapi bagaimana cara membuat konten berkualitas (good quality content) yang dapat menarik perhatian orang banyak dan ‘viral’? Anda bisa menggunakan 3 dari 7 faktor ‘viral’ yang dilansir oleh Entrepreneur.com berikut ini.
a. Buat Konten yang Mengundang Emosi Tinggi
Courtesy of bangwinissimopost.com
Sebuah studi dari Jonah Berger yang berjudul “What Makes Online Content Viral” bersama Katherine Milkman dari Universitas Pennsylvania menganalisa 7,000 artikel dari New York Times.
Mereka menemukan bahwa faktor yang menyebabkan sebuah konten ‘Viral’ adalah konten yang “mengundang rasa emosi tinggi” atau “high-arousal emotions” yaitu;
- Awe (Takjub)
- Excitement/ Amusement (Menggairahkan/ menghibur)
- Inspiring (Menginspirasi)
Knten-konten yang mengandung 3 poin diatas akan mengundang share yang lebih tinggi daripada yang tak mengandung ketiga hal tersebut.
Uniknya, konten yang bertolak belakang dari 3 poin diatas juga mengundang share yang tinggi pula, yaitu:
- Anger (Marah)
- Anxiety (Ketegangan)
Baik positif ataupun negatif konten yang anda buat, hal itu akan mempengaruhi pembaca untuk men-share konten anda di social-media mereka.
Hal itu bisa berarti mereka perduli terhadap konten yang anda buat.
b. Praktis & Aplikatif
Konten yang praktis ternyata jugalah konten yang mengundang banyak share. Hal ini yang membuat social-media twitter masih menjadi social-media yang ramai dengan twit-twit pendek dan berbagai retweet yang dilakukan sesamanya.
Begitu juga dengan konten yang aplikatif.
Konten yang berguna, bermanfaat dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan adalah konten yang berpotensi mengundang banyak share.
Alasannya sederhana, karena pembaca juga ingin membantu orang lain lewat artikel tersebut sekaligus meningkatkan kemampuan diri serta mengundang rasa timbal-balik dari netizen yang telah ia bantu dengan konten tersebut.
Maka dari itu, artikel berbentuk ‘Bagaimana cara…’, ‘Tips untuk…‘, atau lebih sering dikenal dengan artikel ‘How to…‘ adalah artikel yang paling sering di-share oleh pembaca.
Tapi ingat, sisipkan CTA atau Call to Action diakhir artikel baik itu link penjualan produk atau ajakan untuk share konten anda.
BACA JUGA: 10 Contoh Strategi Bisnis Kreatif untuk Produk Anda
c. Kemampuan Artikel untuk Dibaca
Artikel yang mudah dibaca dan dimengerti, akan membuat pembacanya melakukan share terhadap konten tersebut.
Konten yang dalam dan berkualitas, tidak akan berguna apabila sulit dimengerti pola artikelnya.
Untuk mendapatkan audience yang luas, anda perlu melakukan tes terhadap konten anda. Buatlah konten dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak sekolah tingkat 3 SMP (9th grader), sehingga kontenmu akan dapat dicerna oleh berbagai audience.
Penggunaan Konten Viral harus sesuai Produk agar Konversi Tinggi
Setelah mengetahui banyak hal tentang; Menggunakan Konten ‘Viral’ dalam Meningkatkan Sales Produk Anda, maka terakhir anda perlu memperhatikan relevansi konten terhadap produk anda.
Relevansi diperlukan agar konten ‘Viral’ yang anda buat berpotensi tinggi meningkatkan sales produk.
Jika anda menjual sepatu, buatlah konten tentang tips merawat sepatu misalnya; “Tips Menjaga Sepatu agar Awet lebih dari 1 Tahun”.
Jangan buat konten tentang kelistrikan, makanan sehat, dan konten-konten melenceng lainnya. Selamat mencoba strategi ‘Viral Content‘ diatas! 😀 (Raf)
SEBARKAN KE TEMAN-TEMANMU & BERIKAN KOMENTAR DIBAWAH INI! 🙂
Artikelnya sangat bagus. Membuat konten viral bukan hal yang mudah. Perlu banyak latihan. Saya sendiri pernah membuat konten viral tentang sepak bola dunia beberapa tahun lalu.
Tetapi, lama tak pernah mencoba lagi. Kini, tertarik untuk mencoba lagi setelah membaca artikel Anda. Ya, ini adalah tantangan besar bagi para bloger untuk membuat artikel viral. Terima kasih atas info dan tutorialnya tentang artikel viral.