Makin canggihnya Teknologi di Dunia, makin banyaknya tugas Manusia digantikan olehnya. Bisnis, adalah salah satu hal besar yang terkena pengaruhnya. Jika dulu sebuah Bisnis memerlukan banyak SDM untuk bisa berjalan, kini sebuah bisnis sudah bisa dimulai dengan tim yang kurang dari 10 orang.

Bahkan…

Kini ada istilah Solopreneur, yang dimana ia mengerjakan bisnisnya sendirian dengan income yang tidak kalah jika dibandingkan dengan bisnis lainnya dengan tim besar.

Namun, masih ada pertanyaan besar untuk setiap orang yang akan membangun bisnis pada umumnya atau bisnis berbasiskan teknologi (Startup). Seberapa banyak SDM yang ‘pas’ bagi sebuah Startup untuk dapat berjalan dengan baik?

BACA JUGA: 10 Film Inspirasi Bisnis yang Setiap Bisnis Pemula Wajib Lihat

Komposisi Tim yang ‘Pas’ untuk sebuah Startup

[img.2] Tim Digital

Courtesy of Pixabay.com

Sebuah Startup haruslah ramping dan efisien. Ramping artinya tidak terlalu banyak memiliki tim, sedangkan efisien artinya setiap elemen SDM mampu memberikan hasil yang signifikan untuk pertumbuhan Startup.

Ada sebuah istilah yaitu ‘Bootstrap’. Istilah ini maksudnya, adalah agar Startup melakukan penghematan semaksimal mungkin dalam mengoperasikan bisnisnya, namun tetap memberikan hasil yang maksimal.

Setelah memahami bagaimana sebuah Startup seharusnya berjalan, berikut adalah beberapa elemen SDM yang penting untuk dimiliki.

BACA JUGA: Beberapa Contoh Usaha Kecil-kecilan yang Bisa Anda Mulai dari Kamar Tidur Anda

3 SDM Esensial untuk Startup

[img.3] 3 Tim Esensial

Courtesy of Pixabay.com

Sebuah startup harus efisien, tapi tentu efisien bukan berarti jadi tidak bisa melakukan apa-apa. Namun juga, harus diperhatikan di bidang apa Startup Anda bergerak, karena hal tersebut mempengaruhi jumlah SDM yang Anda perlukan.

Untuk Startup skala kecil–dalam artian belum memiliki investor selain dari kantong masing-masing tim, maka ada 3 SDM yang harus dimiliki di dalamnya.

1. Hacker

Hacker dalam hal umum, mungkin dipahami sebagai seseorang yang memiliki niat jahat untuk membobol sebuah sistem IT. Tapi dalam Startup, istilah ‘Hacker’ ini artinya adalah seorang dalam Startup yang mendevelop suatu produk IT baik itu Apps, WebBased App, atau Produk dengan suatu Teknologi di dalamnya.

Hacker inilah yang bertugas untuk membangun produk suatu Startup menjadi sebuah produk yang diminati oleh pasar atau masyarakat, hingga melakukan perkembangan (inovasi) produk tersebut.

2. Hustler

Startup adalah bisnis, maka artinya sebuah Startup haruslah menghasilkan sebuah keuntungan (profit) bagi pemilik ataupun investornya. Nah, disinilah peranan ‘Hustler’ dalam Startup.

Hustler haruslah membuat sebuah sistem dimana aktivitas Startup menghasilkan keuntungan yang bagus. Perlu dipahami, terkadang ‘Hacker’ dan ‘Hustler’ memiliki perbedaan cara pandang.

‘Hacker’ yang lebih memikirkan produk, terkadang tidak memikirkan sisi bisnisnya. Bersebrangan dengannya, ‘Hustler’ justru berpikiran sangat bisnis yang kadang tidak memikirkan kualitas produk atau kenyamanan user.

3. Hipster

Jika kita mendengar istilah ‘Hipster’, yang terbayang adalah orang-orang yang unik, ‘nyeleneh’, ‘artsy’ atau orang yang sangat berkesenian, dan lain sebagainya. Maka dalam Startup, Hipster adalah mereka yang memberikan sentuhan seni lewat design mereka terhadap produk Startup baik itu Apps, Website, Product Design, dan lainnya.

Rumus Startup: Rampingkan Tim, Tingkatkan Efisien

Ketika baru membangun, tentu kita tidak bisa mengajak banyak orang untuk menjadi tim kita. Jika pun ada dana dari investor, maka dana tersebut akan terus diolah agar menghasilkan profit yang bagus… apalagi jika tidak mempunyai dana.

Maka, dalam hal ini rumus Startup adalah: Ramping & Efisien. Dimana rekrut orang sesedikit mungkin, namun dengan kemampuan (skill) yang sangat baik untuk mengungkit pertumbuhan Startup.

SEBARKAN KE TEMAN-TEMANMU & BERIKAN KOMENTAR DIBAWAH INI! 🙂

Topics #bisnis startup #bootstrap #efisien #hacker #hipster #hustler #startup #tim startup