HomeTips

Strategi Bisnis Anda ‘Stuck’? Lakukan Pivot!

Strategi Bisnis Anda ‘Stuck’? Lakukan Pivot!
Like Tweet Pin it Share Share Email

Setahun, dua tahun, tiga tahun hingga bertahun-tahun berbisnis dan tetap bertumbuh bisnis maupun kita mungkin bisa kita anggap sebagai impian yang ideal bagi seorang pebisnis. Memiliki aset yang bernilai, serta kolega maupun partner yang satu visi jadi pelengkap mimpi-mimpi itu. Namun apakah semua pebisnis bisa melakukannya?

Dalam berbisnis tak jarang kita menemukan hal-hal yang tidak biasa didalamnya, mulai dari aktivitas jual-beli, hingga interaksi internal tim yang rasa-rasanya bisa jadi BOM waktu jika tidak segera diselesaikan. Jika hal itu terjadi, aktivitas bisnis yang seharusnya menyenangkan bisa penuh hal negatif. Padahal bisnis yang baik adalah bisnis yang para anggota teamnya senang dalam berinteraksi satu sama lain, sehingga mempengaruhi perkembangan arus kas masuk ke rekening perusahaan.

Menurunnya Semangat Tim, Salah Satunya ialah Bisnis yang Tidak Berkembang!

[img.1] Aura Menurun Tanda Perlu Perubahan Strategi Bisnis
Courtesy of cbtoxfordshire.com
Sering mendengar bukan, keluhan para pegawai kantor pada pekerjaannya? Tidak lain dan tidak bukan adalah Bosan! Tidak berkembang! Karena yang dikerjakan itu-itu saja. Walaupun ada pula pegawai kantoran yang kreatif, tapi biasanya hanya sebagian kecil dan yang sebagian kecil ini biasanya pula karirnya meningkat dengan cepat.

Bisnis yang tidak berkembang pilihannya biasanya ada dua; Tetap Bertahan atau Bangkrut karena Persaingan Bisnis.

Seorang tukang Bakso yang memilih untuk melakukan hal yang setiap hari dengan tidak berkembang, bisa jadi akan tetap bertahan lewat pelanggan setia, lokasi yang strategis, keunikan rasa, dll. Namun hal itu tentu tak bisa akan selamanya terus bertahan.

Bayangkan jika suatu saat tempat yang dipakai untuk berjualan digusur, dibuat Super Blok Mall dan sejenisnya, tentu pedagang Bakso tadi harus pindah, akibatnya keramaian yang awalnya didapat menghilang dan si pedagang Bakso tadi harus memulai dari awal lagi mengumpulkan atau mencari keramaian agar income usaha Baksonya kembali seperti semula. Atau suatu saat ada pesaing yang bisa mengumpulkan pelanggan lebih banyak, dengan menawarkan service dan bonus yang lain, bisa-bisa pelanggan setia tukang Bakso tadi akan pindah.

Nah, inilah yang terjadi jika Bisnis diam ditempat saja tanpa mempertimbangkan strategi bisnis untuk berkembang ke level selanjutnya.

Memperkenalkan Istilah ‘Pivot’, Strategi Bisnis yang Unik

Dalam dunia usaha, kini para praktisinya terutama anak muda makin mengenal banyak istilah tentang Bisnis dan Entrepreneurship. Disokong juga oleh perkembangan teknologi, kini memulai sebuah bisnis rasanya tidak sesulit dulu.

Baca Juga: 8 Langkah Membuat Strategi Marketing Promosi Sukses

Namun berbagai kemudahan berbisnis tersebut juga menghadirkan satu hal yang mencekam bagi iklim bisnis. Apa itu? Adalah yang namanya ‘Persaingan’.

Adanya iklim ‘Red Ocean’ mengharuskan individu-individu bisnis didalamnya melakukan perkembangan produk, serta pertumbuhan daya saing terhadap kompetitor-kompetitor lainnya dengan sebuah strategi bisnis yang matang. Maka tak jarang pelaku bisnis sekarang ini melakukan promosi jor-joranservice yang luar biasa, bahkan istilah “Uang 100% Kembali” sudah hampir sering terdengar.

Diantara strategi pengembangan bisnis tersebut, ada satu istilah yang bernama Pivot.

Benda apakah ‘Pivot’ itu? Ternyata pivot adalah sebuah aktivitas pengembangan bisnis dengan merubah Model Bisnis itu sendiri, namun tetap berpijak pada Visi Bisnis itu sendiri.

Istilah ini diambil dari gerakan Basket yang merubah arah dengan tetap berbijak pada salah satu kaki. Analoginya, walaupun kita merubah arah atau strategi, namun tujuannya (visi) tetap memasukkan bola ke dalam keranjang.

Hal ini jika diterapkan ke pedagang Bakso tadi, maka bisa saja sang pedagang tersebut melakukan pivot menjadi penjual Bakso online, entah bagaimana teknisnya. Sehingga ia tidak perlu lagi tergantung pada tempat liar, keramaian pasar, dan hal-hal yang tidak bisa ia kendalikan.

Beberapa Perusahaan yang Sukses Setelah Melakukan Pivot

SolusiHardware.com

Untuk pasar lokal, yang sukses melakukan hal ini ada SolusiHardware.com saat awal-awal memvalidasi ide bisnis mereka. Pasalnya saat pertama kali muncul ke pasaran, SolusiHardware.com sempat mencoba fokus ke penjualan utuh HP (device). Namun ternyata persaingan penjual HP mengerikan, jika satu HP berharga 1,2 juta maka SolusiHardware.com hanya bisa menjualnya dengan harga 1,3 juta rupiah agar bisa bersaing dengan yang lain.

[img.2] Strategi Bisnis Online Marketplace
Courtesy of mediabisnisonline.com
Maka dari itu, mereka agaknya mengalihkan fokusnya dari fitur tersebut sekarang ini. Kini mereka pivot dengan lebih berfokus pada menjual hardware-hardware handphone yang sulit dicari dipasaran.

Instagram.com

Kisah Pivot Instagram ini mungkin yang paling sering di-sharing oleh para Startup di Indonesia. Mengapa begitu? Karena kisah mereka unik dibandingkan kisah ‘Pivot’ perusahaan lainnya. Jika perusahaan lain biasanya mengembangkan produk dengan meluaskan segmen pasar mereka, justru Instagram mengecilkan (memfokuskan) segmen pasar mereka.

Sebelum Instagram diluncurkan pada Oktober 2010, sang founder telah membuat sebuah Aplikasi berbasis location yang bernama Burbn. Aplikasi tersebut sangat sederhana, dibuat untuk aplikasi HP dan dibangun menggunakan HTML5. Aplikasi tersebut sangat unik pada masanya, namun seiring berjalannya waktu fitur photo-sharing menjadi fitur yang paling sering digunakan user-nya. Fitur lokasi (seperti foursquare) jadi juara kedua. Hal itu akhirnya membuat sang founder memikirkan ulang untuk pivot kearah lainnya. Maka disana lahirlah Instagram.

[img.3] Awal Mula Instagram
Courtesy of readwrite.com
“Kami menemukan orang-orang suka dengan fitur berbagi foto tersebut, dan hal itu yang tersangkut di benak saya. Sampai saya dan co-founder saya (Mark) duduk bersama-sama sambil memikirkan langkah apa yang selanjutnya harus mereka lakukan agar produknya unik. Dan hal tersebut (photo-sharing) terus muncul.”, tutur Kevin sang founder.

Saat Instagram muncul pada Oktober 2010, saat itulah aplikasi photo-sharing tersebut jadi sensasi dan mengumpulkan 100.000 user pada launching pertamanya.

Baca juga: 5 Aturan Dalam Optimasi Social Media untuk Usaha Kecil Rumahan

Rencana A Tidak Selamanya Jadi Produk yang Sukses

Setiap pebisnis pasti setuju, seorang wirausaha sebelum sukses menemukan ‘Produk Unggulan’-nya pasti telah melahirkan produk-produk kecil lainnya untuk dijual. Beberapa perlu melahirkan ribuan produk, beberapa hanya puluhan saja.

Hal ini sejalan dengan kisah motivasi yang sering kita dengar tentang 999 penemuan Thomas Alva Edison, sebelum akhirnya ia berhasil menemukan bola lampu. Mungkin dalam berbisnis hal tersebut juga berlaku, untuk tidak menyerah dalam melahirkan karya-karya kecil sebelum karya besarmu lahir dari tanganmu sendiri nanti.

Nyatanya memang begitu, perlu perjalanan panjang menuju hasil karya ‘Masterpiece’ Bisnis anda. Tapi terkadang kita sulit untuk menjadi orang yang sabar dalam melewati proses panjang, maunya serba cepat padahal pondasi bisnis belum terbentuk dengan kokoh.

Lalu bagaimana agar proses panjang tersebut tidak terasa berat? Anda perlu memiliki beberapa sikap dibawah ini.

1. Kenali Visi Bisnismu Sedari Awal

Tidak sedikit seorang pebisnis membuka usahanya hanya sekedar memperkaya dirinya sendiri. Tidak ada sedikitpun niatan untuk memberi manfaat besar bagi orang lain. Sikap seperti ini berbahaya, bisa menjerumuskan pebisnis tadi ke aktivitas “menghalal-kan segala cara”.

Berbeda dengan seseorang yang membuka Bisnisnya untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Ia sudah kenal dengan Visi yang ia bawa kedalam Bisnisnya, maka ia pun menghidupi visinya tersebut lewat eksekusi-eksekusi Bisnis.

Anda bisa simak bagaimana Steve Jobs ingin membuat sebuah komputer yang dapat dipakai secara personal, dimana saat itu komputer ukurannya hampir setara dengan seekor Gajah. Saat itu komputer hanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar, maka mustahil komputer dapat dimiliki secara pribadi.

[img.4] Komputer Generasi Awal
Courtesy of rediff.com
Namun Jobs memiliki tujuan dan mimpi, yaitu bagaimana komputer dapat dimiliki secara personal dan mengatasi masalah-masalah sehari-hari dengan efisien. Dengan visinya tersebut, ia dan Wozniak membangun komputer generasi pertama yang personal bernama Apple 1 ditahun 1967.

[img.5] Komputer Apple 1 Buatan Jobs
Courtesy of Wikipedia.org

2. Pastikan Anda Senang dengan Bisnis Anda

Ya jelas! Jika kita nggak suka dengan yang kita lakukan, maka pasti hanya ada keluh—kesah yang keluar dari mulut kita. Menyenangi bisnis bukan cuma tentang bagaimana anda happy saat mengerjakannya lho, tapi menurut saya lebih dari itu. Yaitu bersedia untuk meng-eksplore lebih jauh apa yang dapat anda lakukan dengan bisnis anda.

Mark Zuckerberg pada mulanya membangun jejaring sosial bernama Facebook (awalnya bernama “The Facebook”) hanya agar bagaimana para mahasiswa Harvard terkoneksi satu-sama-lain. Ia yang tidak tergabung ke dalam komunitas ‘anak populer’ ingin kiranya ikut dikenal lewat penemuannya, maka yang dicari saat itu adalah kesan eksklusif dari jejaring sosial Facebook yang hanya dipakai oleh mahasiswa Harvard.

Namun makin kesini, visi Mark melambung. Dari sekedar meng-koneksi teman-teman satu kampusnya, menjadi ingin meng-koneksi warga bumi satu sama lainnya walau berada di belahan bumi lain lewat Facebook. Perubahan visi inilah yang membuat Mark harus meng-eksplore kembali pengetahuannya, dan pastinya Mark menyenangi proses ini.

[img.6] Happynes Jadi Strategi Bisnis Mark
Courtesy of theblaze.com

3. Tulis, Hitung dan Evaluasi

Catat setiap proses perkembangan Bisnis anda, hal ini penting agar anda mengetahui seberapa besar perkembangan bisnis selama ini. Sebelumnya, tentukan standard minimum nilai sebagai target bisnis anda, jika perkembangan bisnis tidak mencapai standard minimum, apa yang harus anda lakukan? Dari situ anda tahu.

Misalnya, saat bisnis anda adalah “Toko Perlengkapan Alat Tulis”, maka lakukan penentuan target penjualan tiap item dari toko anda.

[img.7] Menulis Target Pencapaian sebagai Bagian dari Strategi Bisnis
Courtesy of belajar-tutorial-komputer.blogspot.co.id
Setelah penentuan target selesai dilakukan, maka amati perkembangan penjualan “Toko Perlengkapan Alat Tulis” anda. Jangan lupa catat cash-flow yang terjadi pada aktivitas bisnis toko anda, hal ini diperlukan untuk melakukan evaluasi dikemudian hari.

Setelah lewat satu bulan (jika anda menentukan evaluasi pencapaian dilakukan per bulan), buka kembali catatan anda dan masukkan data-datanya ke kolom “Actual”. Setelah itu, lakukan perhitungan sederhana untuk mendapatkan persentase pencapaian target Toko anda, mudah bukan?

[img.8] Menulis Target Pencapaian sebagai Bagian dari Strategi Bisnis
Courtesy of belajar-tutorial-komputer.blogspot.co.id

4. Berkumpul dengan Para Senior yang Berpengalaman dalam Bisnis Sejenis untuk Memacu Semangat

Kendornya semangat anda bisa jadi bukan diakibatkan karena resource Bisnis menipis, bisa jadi karena anda hanya “sendirian” dalam menjalankan Bisnis. Jangan salah, sebenarnya banyak orang melakukan Bisnisnya sendirian (Solo-preneur) dan meraih sukses, jadi bukan aktivitas sendirian dalam bisnis yang jadi masalah.

Permasalahan ada jika kita tidak keluar bertemu dengan orang-orang berpengalaman dalam bisnis sejenis yang sedang anda jalani sekarang. Bertemu disini tidak hanya ikut seminar-seminar bisnis, namun juga ikut “ngumpul” dimana para pebisnis sukses itu bertemu.

Cari tahu dimana biasanya para pebisnis kongkow, lakukan sedikit investigasi, sesekali mampir ke lokasi dan temui mereka-mereka seakan-akan itu adalah pertemuan yang tidak disengaja, padahal sudah direncanakan dengan matang.

[img.9] Kumpul-Sharing Bisnis
Courtesy of bisnisagege.com

5. Lakukan Bisnis Anda Bersama Orang-Orang yang Anda Sayangi

Melakukan aktivitas apa saja dengan orang-orang terkasih menjadi pemacu semangat tersendiri, tidak terkecuali pada aktivitas Bisnis. Banyak leader bisnis Dunia melakukan bisnis mereka dengan anggota inti berjumlah kecil, sebut saja perusahaan aplikasi berbasis web buffer yang memulai bisnis teknologinya hanya dengan total 9 orang.

Mereka memulai buffer dengan nuansa kekeluargaan yang kental, bersahabat dan penuh dengan perhatian antar member satu dan lainnya. Dengan itu mereka berhasil mengembangkan user (pengguna) buffer dari 0 hingga 1,000,000 sekarang ini.

[img.10] Personil Buffer
Courtesy of Buffer.com
Joel Gascoigne founder dari aplikasi Buffer membagikan kisah panjang dia dan Teamnya dalam mengembangkan Buffer pada situs lifehacker.com disini.

Melakukan ‘Pivot’ Sebagai Strategi Bisnis, Anda Harus Melalui Analisa Mendalam

Strategi bisnis ‘Pivot’ tidak selalu cocok untuk setiap bisnis yang ada, bisa jadi setelah melakukannya Bisnis anda malah hancur porak—poranda.

Maka dalam melakukannya perlu ada analisa menyeluruh yang dilakukan bisa oleh anda sendiri, maupun tim bisnis anda. Melakukan ‘banting stir’ hanya karena ikut-ikutan tidak akan memberikan efek apa-apa selain kehancuran Bisnis anda.

Paling tidak ada 3 hal yang perlu dipetimbangkan jika anda berniat ‘Pivot’ dari segmen bisnis anda saat ini.

1. Apakah Analisa Anda Terhadap User/ Konsumen Sudah Tepat?

[img.11] Menganalisa Strategi Bisnis
Courtesy of siembah.com
Instagram berubah jalur dari aplikasi mobile pengunggah aktivitas berbasis foto dan penanda lokasi, menjadi hanya berfokus pada pengunggah foto setelah Kevin dan Mark mengetahui data penggunanya. Bahwa menurut analisa statistik, pengguna aplikasi burbn sebelumnya paling banyak menggunakan postingan berupa foto daripada hanya status penanda lokasi.

Dari situ mereka berfokus untuk mengembangkan lebih jauh fitur foto (tentu dengan sekaligus berubah nama menjadi Instagram) dengan berbagai pilihan filter yang disediakan Instagram.

Ini memberikan kita pelajaran bahwa “user behaviour” jadi data yang tepat untuk dianalisa sebagai penentu kita menetapkan perubahan arah bisnis. Hal itu dikarenakan kita sudah seharusnya melakukan bisnis untuk kenyamanan pengguna, kepuasan user dan kebahagiaan konsumen saat ia mendapatkan solusi terhadap permasalahannya.

Hal ini juga yang diterapkan oleh SolusiHardware.com, bahwa para penggunanya lebih merasa membutuhkan tempat mencari sparepart handphone. Maka ia beralih dari penjualan Handphone satuan, menjadi penjualan sparepart.

2. Apakah Resource Bisnis Sudah Memadai Ketika Anda Berpindah Arah Kompas?

[img.12] Sumber Daya
Courtesy of artofhustle.com
Saat merubah haluan Bisnis, selain “user behaviour” ada hal penting lain yang perlu dicari tahu. Yaitu apakah kita sanggup melakukan perubahan haluan dengan sumber—daya (resource) yang kita miliki?

Bak mengayuh lautan Samudera, apa bisa jika hanya dibekali dengan 1 buah botol air putih 600 ml? Tentu tidak bukan, kita perlu paling tidak berton-ton air dan mesin berkekuatan 1,100 tenaga kuda untuk dapat membelah Samudera tersebut.

Begitu juga dengan perubahan bisnis, jangan-jangan saat kita berkeputusan merubah arah bisnis dari perantara jasa percetakan menuju percetakan sendiri, kita belum mengetahui ilmu manajemen alat printing dan sebagainya.

3. Apakah Respon Pasar Di Depan Merupakan Respon yang Anda dan Team Anda Nanti-Nantikan?

[img.13] Respon Pasar Terhadap Strategi Bisnis Pivot
Courtesy of thepresleygroup.net
Berbisnis merupakan sebuah seni yang menghasilkan, maka jika poin kedua (menghasilkan) tidak tercapai maka kegiatan bisnis kita sia-sia. Maka respon pasar didepan setelah perubahan strategi bisnis haruslah menuju kearah yang lebih menguntungkan.

Sebuah e-commerce yang meluaskan segmen penjualannya dari hanya menjual pakaian pria jadi menjual pakaian pria dan wanita, tentu karena perubahan tersebut akan menjanjikan hasil yang lebih baik (menguntungkan).

Itulah alasan strategi bisnis ‘Pivot’ dilakukan, untuk meraih peluang yang lebih besar.

Kesimpulan

Sebuah strategi bisnis haruslah bertujuan mengarahkan bisnis menuju nasib yang lebih cemerlang. Maka tak heran banyak langkah-langkah yang harus dilakukan termasuk trial-and-error pada bisnis anda termasuk ‘Pivot’.

Namun baiknya melakukan sebuah strategi harus dibarengi dengan analisa-analisa mendalam atas kondisi bisnis anda, apa dampaknya, apa kebutuhannya dan bagaimana caranya. Dengan begitu bisnis yang Anda gawangi akan melesat dengan gagah, namun sekaligus memiliki pondasi kokoh yang tak tergoyahkan. (Raf)

SEBARKAN KE TEMAN-TEMANMU & BERIKAN KOMENTAR DIBAWAH INI! :)

Comments (3)

  • beberapa poin dari kalimat yang telah saya baca cukup akurat menurut saya.
    sifatnya realistis 🙂

    Reply
    • Author

      Untuk pelaku bisnis yang sudah pengalaman, memang hal tsb bisa banget terjadi 🙂

  • Benar sekali. Ketika usaha yang awalnya dikira akan membawa kita di puncak kesuksesan ternyata justru jalan di tempat… membuat putus asa.

    Beberapa kali saya pernah mengalaminya. Namun itu semua ternyata pernah dialami oleh hampir semua orang yang ingin memulai bisnis.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.