Menjadi founder harus memiliki passion serta visi yang jelas tentang apa yang akan dilakukan terhadap bisnisnya. Namun sebuah bisnis kadang tak hanya memiliki satu orang founder, bisa beberapa yang sering disebut ‘co-founder’.

Beriklan di Plaza Bisnis

Memilih co-founder sendiri perlu kecermatan seorang leader, apakah sevisi atau tidak? Jika tidak, bisnis yang akan dijalankan bersama tidak akan berhasil kedepannya. Bagi seseorang yang cenderung lebih suka bergerak sendiri “menguasai” bisnisnya, maka menjadi single leader bisa jadi lebih cocok daripada mengajak partner lain untuk menjadi co-founder. Walau beberapa bisnis yang sukses banyak yang terdiri dari beberapa founder atau co-founder seperti Apple, Google, Twitter dan lainnya.

Menjadi Founder tipe Single Leader

Seorang Single leader akan “menyiksa” co-founder lainnya jika sifat dominan terus ia hadirkan. Karena bisnis yang terdiri dari beberapa orang, harus bisa menyerap intisari dari banyak kepala co-foundernya. Sedangkan seorang Single leader bisa dengan leluasa kreatif, uji coba trial and error terhadap bisnisnya saat ia seorang diri. Banyak pengusaha pemula melakukan hal ini, mungkin karena gejolak mudanya untuk memulai bisnis kuat maka mereka merasa pede memulai bisnisnya sendiri.

Baca juga: Kisah Pengusaha Sukses Modal Nol

Contoh founder tipe single leader yang sukses ialah Walt Disney. Tipenya yang suka berkreasi sendiri, explore, cocok menjadi single leader.

Namun kadang ada masanya saat sang leader merasakan kewalahan mengurus binsnisnya sendirian, saat ini mereka bisa mencari co-founder ataupun sebatas rekan kerja saja yang perjanjiannya bisa bagi hasil atau gaji rutin. Saat transisi ini bisa jadi kebimbangan sendiri pada leader, apakah akan melanjutkan bisnisnya sendiri ataukah bersama orang lain. Semua itu bisa diputuskan dengan melihat kedalam passion si leader tersebut dan kenyamanan menjalankan bisnis, apakah ia akan menerima orang lain hadir dalam bisnisnya? Bagaimana ia bisa percaya terhadapnya?

Beriklan di Plaza Bisnis

Menjadi Founder tipe Collaborative

Para founder tipe yang satu ini akan lebih nyaman bersama-sama membangun bisnisnya, karena mereka tahu kemampuan dan kapasitas masing-masing. Mereka akan mengeluarkan ide-ide cemerlang antar satu dan lainnya, hingga menemukan formula yang pas dan mereka nyaman menjalankannya serta terkalkulasi resultnya.

Para founder ini malah bisa stuck saat ide dari co-founder lainnya tidak keluar maksimal, maka brainstorming diperlukan satu sama lain. Kemunculan ide-ide didalamnya akan terbilang tak terpikirkan sebelumnya, karena ide tesebut muncul dari banyak masukan yang dikombinasikan menjadi satu kesatuan utuh.

Baca juga: Sebelum Belajar Berbisnis, Perbaiki Mental dan Mindset Diri Anda Dulu!

Mereka akan menonjolkan kemampuannya masing-masing tanpa menjatuhkan, karena mereka sadar mereka butuh satu-sama-lain. Bahkan tanpa sadar, kekuatan ‘bergerak bersama’ akan melayarkan perahu bisnis mereka ke level yang lebih tinggi. Walau begitu, para co-founder perlu menentukan porsi masing-masing pekerjaan, agar tidak ada satu pihak yang terdzalimi. Jika perlu, adakan kontrak kerja antar co-founder agar tercipta kesepakatan dan ke-professionalitas-an kerja.

Contoh co-founder yang berhasil ialah Steve Jobs dan Wozniak dalam Apple. Pembagian kerja mereka ialah Steve Jobs menjadi orang yang lebih mengedepankan Budaya (Culture) dan Visi-Misi perusahaan, sedangkan Woz lebih kepada Master dalam teknis perangkat keras (hardware).

Anda sebagai pebisnis bisa memilih satu dari dua tipe founder diatas, tentu yang menurut Anda nyaman dan bisa Anda kerjakan. Jangan paksakan merubah diri jika hal itu tidak cocok dengan Anda, saat sudah menemukan tipe founder yang tepat silahkan terbangkan bisnismu hingga langit ke-7. (Raf)

SEBARKAN KE TEMAN-TEMANMU & BERIKAN KOMENTAR DIBAWAH INI YA! :)
Topics #entrepreneurship #menjadi founder #start-up