Suksesnya sebuah campaign marketing tidak bisa lepas dari suksesnya ramuan konsep pemasaran yang tim marketing telah buat di suatu perusahaan. Kesuksesan tersebut merupakan arti bahwa keputusan konsep tersebut sudah benar adanya serta sesuai dengan target konsumennya.
Namun perlu diketahui, antara konsep pemasaran dan pemasaran itu sendiri adalah beda satu sama lainnya. Konsep pemasaran bisa berbeda-beda di setiap perusahaan atau bisnis, sedangkan pemasaran pada dasarnya adalah aktivitas yang sama, yaitu memasarkan produk atau service Anda.
Antara Konsep Pemasaran dengan Pemasaran Itu Sendiri
Konsep pemasaran, seperti yang saya sebutkan sebelumnya adalah sebuah konsep yang diramu serta disepakati oleh tim marketing perusahaan mengacu kepada filosofi perusahaan dan target konsumennya.
Sedangkan pemasaran, adalah aktivitas apapun itu yang bertujuan untuk memperkenalkan produk atau service bisnis Anda kepada masyarakat luas atau spesifik.
Antara Konsep Pemasaran dengan Konsep Pasar Itu Sendiri
Berbeda lagi jika konsep pemasaran dibandingkan dengan konsep pasar, konsep pasar adalah kondisi dimana ada sebuah demand yang terjadi dan ada suatu pihak yang men-supply demand tersebut.
Maka jika ada kondisi tersebut, pasar akan terbentuk dan aktivitas pasar akan terjadi.
Evolusi Konsep Marketing pada Bisnis-bisnis yang Ada
![[img.2] Evolusi Konsep Pemasaran](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.2-Evolusi-Konsep-Pemasaran.jpg)
Terutama untuk menghadapi tantangan global dan persaingan yang makin banyak, menyusul kemudahan akses teknologi di era sekarang ini.
Beberapa tipe konsep pemasaran yang berevolusi paling banyak dikenal menjadi 5 tipe. Setiap konsep pemasaran dibuat berdasarkan kebutuhan market atau pasar.
1. The Production Concept
![[img.3] Konsep Produksi](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.3-Konsep-Produksi-263x300.png)
Konsep produksi ini melakukan pendekatan berdasarkan bahwa perusahaan bisa meningkatkan jumlah produksi, sekaligus mengurangi biaya produksinya.
Atau bisa disimpulkan bahwa perusahaan dapat mengurangi cost produksi lewat produksi massal suatu barang. Maka dengan konsep ini perusahaan dituntut bekerja maksimal dan efisien pada segi operasinya (oriented toward operation)
Salah satu contoh adalah sebuah bisnis yang mengirimkan produknya ke seluruh dunia, dengan begitu mereka perlu jumlah produksi yang besar untuk mencakupi target konsumen tersebut.
Namun begitu, konsep produksi ini terasa lemah di kualitas produk. Maka itu, boleh jadi grafik penjualan bisa menurun jika kualitas produk kita tidak memenuhi standar dan itu akan mempengaruhi keinginan membeli calon customer.
BACA JUGA: Mengetahui Strategi Pemasaran P4 untuk Mengaplikasikannya Pada Bisnis
2. The Product Concept
![[img.4] Konsep Produk](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.4-Konsep-Produk-300x246.png)
Karena bagi perusahaan yang menggunakan ini, mereka percaya bahwa prioritas bagi customer adalah kualitas dan karakteristik fungsi dari sebuah produk. Hal ini mengindikasikan bahwa seorang customer akan selalu mencari alternatif produk lain yang innovative serta terbaik di pasaran.
Perusahaan yang memilih filosofi ini akan mengalokasikan budget mereka untuk mengembangkan kualitas produk, maka tak heran banyak perusahaan teknologi memilih filosofi ini. Hal ini dikarenakan mereka tentu akan mengutamakan kualitas produk mereka, kecanggihan serta keefisienan produk mereka untuk dapat bersaing dengan produk lain yang sejenis.
Maka tak heran perusahaan dengan konsep pemasaran seperti ini akan terus mengupdate dan merilis produk atau software mereka agar terus unggul. Namun perlu diperhatikan, konsumen akan jadi bingung jika sebuah perusahaan terlalu sering merilis produk mereka meski hanya terdapat sedikit perubahan.
Kekurangan konsep ini, adalah bahwa produk dengan fitur yang lebih canggih tidak selalu akan memberikan dampak besar pada sales. Karena produk yang lebih canggih, tidak selalu bisa memenuhi kebutuhan customer pada keadaan tersebut.
3. The Selling Concept
![[img.5] Konsep Selling](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.5-Konsep-Selling-300x256.png)
![[img.5] Konsep Selling](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.5-Konsep-Selling-300x256.png)
Mereka yang menggunakan konsep ini berpendapat bahwa calon customer akan membeli produk jika perusahaan terus-menerus menjualkan produknya secara agresif. Konsep ini menjadi populer di awal tahun 30-an, konsep ini muncul dalam rangka mencari alternatif baru dalam penjualan selain produksi masal yang mulai umum terjadi.
Melihat fenomena tersebut, maka perusahaan akan tetap memproduksi masal namun sambil mempraktekkan selling concept dengan melakukan pengiklanan dimana-mana, atau advertising. Pada masa sekarang, mungkin hal ini sering disebut sebagai hard-sell dimana perusahaan membuat sebuah produk berpindah tangan kepada konsumen karna perusahaan menawarkan bukan karena konsumen yang mencari.
Namun ada kekurangan pada konsep ini. Terlalu seringnya perusahaan melakukan pengiklanan atau advertising, akan membuat calon konsumen jenuh terhadap aksi perusahaan sehingga membuat terjadinya sales tidak akan berpengaruh secara jangka panjang.
Konsep ini secara kasar hanya mementingkan jangka pendek bukan jangka panjang, sehingga secara perlahan bisa merugikan perusahaan atau bisnis secara keseluruhan.
BACA JUGA: Membangun Sistem ‘Mesin Uang’ untuk Kebebasan Finansial
4. The Marketing Concept
![[img.6] Konsep Marketing](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.6-Konsep-Marketing-300x291.png)
![[img.6] Konsep Marketing](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.6-Konsep-Marketing-300x291.png)
Proses riset ini akan terus berjalan bahkan ketika sales pertama masuk, perusahaan akan meneliti bagaimana pendapat konsumen terhadap produk, kekurangan dan kelebihan menurut konsumen, sehingga akan menghasilkan strategi lanjutan untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap suatu produk.
Maka saat market berubah secara dinamis, pengembangan produk dan riset market juga akan terus berjalan bagi perusahaan-perusahaan ini. Dampaknya, perusahaan jadi dapat menawarkan nilai-nilai (value) kepada target customer mereka dan membuat bisnis mereka lebih baik dari kompetitornya.
Pada konsep ini, perusahaan akan memiliki branding yang kuat dimana customer akan lebih memilih brand Anda dibandingkan brand lain. Teori ini datang di era Perang Dunia ke-II, dimana advertising sudah ada dimana-mana sehingga konsumen sudah mulai memilih produk yang mereka inginkan meskipun keinginan tersebut tidak selalu jelas dan berubah-ubah.
Perusahaan dengan konsep ini percaya bahwa mereka dapat menjual sebuah produk atau service jika konsumen menginginkannya. Maka dari situ, muncul kekurangan dimana perusahaan tidak memiliki fokus yang diberikan untuk menghadapi keadaan sosial.
5. The Social Marketing Concept
![[img.7] Konsep Society](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.7-Konsep-Society-300x197.png)
![[img.7] Konsep Society](https://plaza-bisnis.com/wp-content/uploads/2018/10/img.7-Konsep-Society-300x197.png)
Sebagai permisalan. Jika sebuah produk dapat bekerja sangat efisien dan murah serta menghasilkan banyak sales, namun berdampak pada rusaknya lingkungan, maka produk tersebut tidak akan diluncurkan ke pasar.
Dengan konsep terakhir ini, perusahaan akan mendapatkan profit jangka panjang. Bukan hanya dari sudut pandang konsumen, tapi juga sudut pandang masyarakat.
Penerapan Konsep Pemasaran yang Tepat Berdampak Pada Keberlangsungan Perusahaan
Dengan mengetahui 5 konsep pemasaran di atas, kita jadi memahami darimana bisnis atau perusahaan kita akan berpijak. Tentunya keputusan tersebut diputuskan sesuai dengan kondisi sosial-masyarakat, sehingga bertemu dengan kebutuhan calon konsumen.
Perencanaan yang baik lewat konsep tersebut, akan memberikan hasil paling optimal meski belum tentu sempurna. Tinggal bagaimana kita menyempurnakannya di kemudian hari.
SEBARKAN KE TEMAN-TEMANMU & BERIKAN KOMENTAR DIBAWAH INI! :)