“Apa itu Otak Reptil?”

Beriklan di Plaza Bisnis

Sambil menikmati hujan di akhir pekan, saya membolak-balik halaman Linchpin dari Seth Godin.

Seperti biasa, pemikirannya sering membakar.

Saya tertegun membaca soal otak reptil.

Begini bunyinya.

Otak reptil itu lapar, takut, marah dan nafsu (okey, saya akan berusaha kuat mengenalinya dan menekannya sebisa mungkin).

Otak reptil hanya ingin makan dan merasa aman (oo, mungkin ular yang tiba-tiba menyambar itu karena terganggu rasa amannya).

Otak reptil akan berjuang jika terpaksa, tetapi akan memilih untuk lari (atau menyalahkan pihak lain, menganggap pihak lain dan bukan dirinya yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya).

Otak reptil suka membalas dendam dan tiada segan untuk mengamuk (hmm.. terbayang sebuah kelompok yang kerap melakukan ini).

Otak reptil memperhatikan apa yang dipikirkan orang lain. Status dalam kelompok merupakan sesuatu yang penting bagi kelangsungan hidupnya (membeli status dengan korupsi, why not?).

Beriklan di Plaza Bisnis

Seekor ayam yang menyeberangi jalan bukan karena ia ingin melakukannya. Tapi karena otak reptilnya memerintahkan begitu.

Otak reptil ada di ujung atas tulang belakang anda.

Ia berjuang untuk kelangsungan hidup Anda.

Namun, kelangsungan hidup dan kesuksesan bukanlah hal yang sama.

Otak reptil ada sumber dari resistensi.

Terbayang, beberapa kejadian, beberapa tokoh, beberapa kelompok yang melakukan hal-hal yang dicirikan oleh penulis ini.

Budaya kekerasan, korupsi, rasa tidak percaya, anak dan remaja yang galau, rasa saling curiga, konflik karena perbedaan pandangan dan cara.

Semua bersumber dari kurangnya rasa aman dan ketakutan.

Budaya reptil.

Apakah kebudayaan kita masih di level ini?

 

Tertanda, Roni Yuzirman

Topics #Bisnis #entrepreneurs #mental & mindset #mental bisnis #mindset pebisnis